Sabtu, 10 Oktober 2009

Out From My Head

Akhirnya, setelah vakum untuk melalang buana mencari apapun yang penting dan tak penting untuk didapatkan.Semua seakan menumpuk di kepala ini untuk segera dikeluarkan, walaup[un aq juga g tau apa "itu".Di depan monitor, hanya bisa memandang keyboard yang mulai menuangkannya.Segenap duka dan suka mulai kurasa indah, membiasakan dualitasnya dalam sebuah kenangan dan romantisme entah sampai kapan bisa ku ingat.

Inget setahun yang lalu, saat frustasi mengidap di kepala...mencari pelarian dan hal baru entah g tau mo kemana.Mungkin bisa disebut kebosanan dengan monotonnya hidup, g dinamis dan g evolution.Kehidupan yang jauh dari ideal ku sendiri.Hedon mungkin, walau kesenganan aq kurang nyaman.Seperti orang yang munafik, mungkin karna terdidik biasa2 ajha sejak kecil.aq lebih senang menghamburkan uang untuk membantu teman dari pada menuruti kesengan..yah walaupun g selalu begitu, yakni ada juga memanjakan badan ini.

Kesadaran akan tanggap mulai terlatih dengan melihat fenomena sekitar dan sistem yang ada, melalui pembelajaran intelektualitas tingkatan kesadaran kritis mulai terbentuk.Jiwa berontak dan jiwa bakar dalam diri juga mulai tumbuh dengan mulai beraninya angkat bicara dan take action apapun yang bisa dilakukan.Berjalan dan terus berkembang akupun menikmatinya.Setiap langkah selalu menantang utuk dilewati dan butuh keseimbangan dalam prosesnya.

Seperti kata temen kemaren, dalam hidup kita memerankan banyak peran, peran kepada kampus, orang tua , organisasi, dan masyrakat.Untuk itu kita harus seimbang dan konsisten menjalaninya.Apabila salah satu peran g bisa dijalani, hal itu dapat mengacaukan peran yang lain.Bahkan menguburnya hidup-hidup.Tapi hal itu sudah terlambat.Saat menjalani peran itu akulah yang sembrono dan g peduli adkan peran-peran yang lain, hingga salah satu peranlah yang harus ku kubur hidup-hidup.Seperti saat membangun rumah yang belum ku selesaikan dan aku meninggalkannya.

Frustasi dan frustasi ku jalani dalam beberapa hari, mulai dari cari jalan ini dan jalan itu tak kunjung berhasil.Kebencian akan diri sendiri muali tampak dalm cermin bayangan diri.Takut akan keluar dan menjajaki jalan pun pernah kurasakan.Hingga tak tahu apa yang harus ku perbuat.Saat hidup ini aku tak mempunyai karya untuk apa aku hidup, sindiran hati itu yang selalu mengiangi pikiranku.

Beruntung aku punya banyak teman yang bisa diajak berbagi dan mencari jalan keluar, mereka bilang aku dapat melanjutkan apa yang aku yakini dengan cara laen, tranformasi itu penting bagiku dan aku bisa melakukan itu.Untuk menghindari stagnasi dan terus dinamis.Yah, dinamisasi yang kucari dalam hidup, evolusi dan transformasi.Untuk saat ini itulah yang kuyakini.Terlepas dari semua cita-cita dan keingginan,serta jiwa berontak dalam diri aku menikmatinya.

setelah sekian lama memikirkan dalam-dalam pendapat yang ada, hari inilah aku mulai menulis dan menjadikannya sebagai kegiatan rutin dalam kesenjangan waktu.Seperti es campu ataupun pecel di warung emak, aku mernngkai dengan campuran dan tanpa perdulikan proses prosedural yang ada.seprti judul film freedom writer.

Tidak ada komentar:

Sabtu, 10 Oktober 2009

Out From My Head

Akhirnya, setelah vakum untuk melalang buana mencari apapun yang penting dan tak penting untuk didapatkan.Semua seakan menumpuk di kepala ini untuk segera dikeluarkan, walaup[un aq juga g tau apa "itu".Di depan monitor, hanya bisa memandang keyboard yang mulai menuangkannya.Segenap duka dan suka mulai kurasa indah, membiasakan dualitasnya dalam sebuah kenangan dan romantisme entah sampai kapan bisa ku ingat.

Inget setahun yang lalu, saat frustasi mengidap di kepala...mencari pelarian dan hal baru entah g tau mo kemana.Mungkin bisa disebut kebosanan dengan monotonnya hidup, g dinamis dan g evolution.Kehidupan yang jauh dari ideal ku sendiri.Hedon mungkin, walau kesenganan aq kurang nyaman.Seperti orang yang munafik, mungkin karna terdidik biasa2 ajha sejak kecil.aq lebih senang menghamburkan uang untuk membantu teman dari pada menuruti kesengan..yah walaupun g selalu begitu, yakni ada juga memanjakan badan ini.

Kesadaran akan tanggap mulai terlatih dengan melihat fenomena sekitar dan sistem yang ada, melalui pembelajaran intelektualitas tingkatan kesadaran kritis mulai terbentuk.Jiwa berontak dan jiwa bakar dalam diri juga mulai tumbuh dengan mulai beraninya angkat bicara dan take action apapun yang bisa dilakukan.Berjalan dan terus berkembang akupun menikmatinya.Setiap langkah selalu menantang utuk dilewati dan butuh keseimbangan dalam prosesnya.

Seperti kata temen kemaren, dalam hidup kita memerankan banyak peran, peran kepada kampus, orang tua , organisasi, dan masyrakat.Untuk itu kita harus seimbang dan konsisten menjalaninya.Apabila salah satu peran g bisa dijalani, hal itu dapat mengacaukan peran yang lain.Bahkan menguburnya hidup-hidup.Tapi hal itu sudah terlambat.Saat menjalani peran itu akulah yang sembrono dan g peduli adkan peran-peran yang lain, hingga salah satu peranlah yang harus ku kubur hidup-hidup.Seperti saat membangun rumah yang belum ku selesaikan dan aku meninggalkannya.

Frustasi dan frustasi ku jalani dalam beberapa hari, mulai dari cari jalan ini dan jalan itu tak kunjung berhasil.Kebencian akan diri sendiri muali tampak dalm cermin bayangan diri.Takut akan keluar dan menjajaki jalan pun pernah kurasakan.Hingga tak tahu apa yang harus ku perbuat.Saat hidup ini aku tak mempunyai karya untuk apa aku hidup, sindiran hati itu yang selalu mengiangi pikiranku.

Beruntung aku punya banyak teman yang bisa diajak berbagi dan mencari jalan keluar, mereka bilang aku dapat melanjutkan apa yang aku yakini dengan cara laen, tranformasi itu penting bagiku dan aku bisa melakukan itu.Untuk menghindari stagnasi dan terus dinamis.Yah, dinamisasi yang kucari dalam hidup, evolusi dan transformasi.Untuk saat ini itulah yang kuyakini.Terlepas dari semua cita-cita dan keingginan,serta jiwa berontak dalam diri aku menikmatinya.

setelah sekian lama memikirkan dalam-dalam pendapat yang ada, hari inilah aku mulai menulis dan menjadikannya sebagai kegiatan rutin dalam kesenjangan waktu.Seperti es campu ataupun pecel di warung emak, aku mernngkai dengan campuran dan tanpa perdulikan proses prosedural yang ada.seprti judul film freedom writer.

Tidak ada komentar: